5 Langkah Persiapan Resesi 2023, Apa yang Harus Dipersiapkan?

Belakangan ramai berita akan adanya ancaman resesi 2023. Simpang siur akan hal tersebut menimbulkan kekhawatiran akan kondisi keuangan Indonesia, meski ada juga pihak yang menyebut Indonesia akan selamat dari resesi. Enggak ada salahnya menyiapkan diri dan kondisi finansialmu, salah satu caranya adalah lewat investasi seperti peer to peer lending Amartha.

Fakta tentang ancaman resesi 2023

Sinyal akan adanya ancaman resesi di 2023 makin menguat menjelang akhir 2022. Seperti dilansir dari CNBC Indonesia, Presiden Bank Dunia David Malpass dan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Kristalina Georgieva memperingatkan akan adanya ancaman resesi global.

Lebih jauh lagi, inflasi akan terus menjadi masalah sebagai akibat dari serangan Rusia ke Ukraina. Ancaman tersebut akan meningkat di tahun mendatang. Faktor pendukung lainnya adalah Covid-19 dan krisis iklim yang terus meningkat. 

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir, seperti dilansir dari Tempo.co menyebut bahwa ekonomi Indonesia akan terus tumbuh di angka 5% sampai 2045 serta mampu memposisikan diri sebagai salah satu negara ekonomi terbesar dunia.

 Hal ini tentunya akan menyelamatkan Indonesia dari ancaman resesi. Ditambah, Indonesia memilih faktor pendukung yang bisa meningkatkan perekonomian.

 Langkah Persiapan Resesi

Apa pun yang akan terjadi, enggak ada salahnya untuk mempersiapkan diri. Kamu bisa kok melindungi diri dan keuanganmu dari ancaman resesi, berikut langkah persiapan resesi yang dirangkum dari blog Amartha:

1. Tambahan pendapatan

Kamu bisa mencari alternatif pemasukan sebagai tambahan dari gaji tetap. Misalnya sebagai freelancer atau memiliki bisnis sampingan.

Enggak harus bisnis berskala besar, kamu bisa kok menjalankan bisnis kecil yang sesuai dengan hobi. Misalnya bisnis kue untuk yang suka memasak, atau berjualan online di marketplace. Pendapatan tambahan ini bisa ditabung atau dijadikan sumber investasi. 

Selain itu, kamu juga bisa meningkatkan skill yang bermanfaat bagi pengembangan kariermu. Misalnya dengan mengikuti kursus online untuk mengasah keterampilan baru, seperti bergabung di online course tentang digital marketing. 

Skill baru ini bisa menjadi nilai tambah saat kamu melamar pekerjaan baru atau bisa diaplikasikan dalam pekerjaan sampinganmu.

2. Punya dana darurat

Ancaman resesi membuat masa depan terasa enggak pasti. Oleh karena itu, penting untuk mempunyai dana darurat sebagai tumpuan jika pemasukan utama terhenti. 

Untuk kamu yang masih single, siapkan dana darurat sebanyak 3-6 kali gaji. Sedangkan kamu yang sudah berkeluarga, sebaiknya menyiapkan dana darurat sebanyak 6-12 kali.

3. Atur ulang pos keuangan

Review ulang pos keuangan kamu, terutama bagian pengeluaran. Kamu bisa mengecek bagian mana yang bisa dihemat agar semakin banyak uang yang ditabung. Tunda atau batalkan pos pengeluaran yang enggak begitu penting, seperti pengeluaran untuk keperluan entertainment.

Kontrol keuangan dengan membuat anggaran bulanan terbaru berdasarkan hasil review yang kamu lakukan. Dengan anggaran bulanan ini, kamu bisa mengontrol keuangan dengan tidak membeli atau melakukan pembayaran untuk sesuatu yang tidak begitu penting.

Dikutip dari Tribunnews.com, ahli keuangan menyarankan untuk membelanjakan maksimal sebanyak 30% dari total pendapatan bersih untuk membeli barang-barang di luar kewajiban.

Selain itu, perhatikan pola penggunaan kartu kredit. Sebaiknya segera lunasi utang kartu kredit dan batasi penggunaan. Hindari untuk menumpuk tagihan dari bulan-bulan sebelumnya agar kamu enggak kelabakan saat membayarnya.

Begitu juga dengan utang lainnya. Jika kamu memiliki tunggakan utang, masukkan hal ini ke dalam daftar pengeluaran wajib dan usahakan untuk segera melunasinya. 

4. Berinvestasi 

Enggak ada kata terlambat untuk memulai berinvestasi. Investasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk melawan dampak negatif dari resesi. Kamu bisa mengalokasikan lebih banyak uang untuk berinvestasi di instrumen yang tergolong aman dan memiliki risiko rendah.

Beberapa jenis investasi yang aman untuk dilakukan di antaranya deposito, emas, dan surat berharga yang diterbitkan oleh negara. Jika kamu ingin mulai investasi tapi belum berani mencoba instrumen investasi yang berisiko tinggi, deposito bisa jadi pilihan.

Tabungan berjangka ini memberikan keuntungan lebih dibanding tabungan biasa, sehingga cocok jadi investasi bagi pemula. 

5. Utamakan membeli properti

Jika saat ini kamu masih tinggal menyewa, usahakan untuk membeli properti seperti rumah atau apartemen. Sekarang merupakan saat yang tepat untuk memiliki properti atas nama sendiri, di tengah ancaman resesi yang membuat kondisi keuangan global jadi tidak terkendali. 

Meski ancaman resesi ini terdengar menyeramkan, kamu enggak perlu panik. Yuk, ikuti cara di atas agar siap menghadapi semua ancaman di masa depan. Salah satunya, kamu bisa mulai membuka peer to peer lending Amartha, nih. 

Amartha adalah platform layanan finansial peer-to-peer (P2P) lending berbasis online. Perusahaan fintech yang satu ini sudah berdiri sejak tahun 2010. Sudah lebih dari sepuluh tahun bergelut di bidang ini, Amartha pun dianggap sebagai salah satu P2P Lending tertua di Indonesia.

Awalnya, Amartha merupakan lembaga keuangan mikro. Namun, kini Amartha menjadi fintech P2P lending yang menghubungkan pengusaha mikro dengan pemilik modal. Inilah yang membuat Amartha berbeda.

Rata-rata pengusaha mikro belum memiliki akses kredit ke perbankan. Namun, Amartha justru memberikan pinjaman ke pengusaha mikro di pedesaan dan perkotaan. Dengan bantuan teknologi yang mumpuni, Amartha dapat menjangkau para pengusaha mikro supaya mendapatkan modal.